Mobile Menu

ads

More News

Pavel Durov, Seorang CEO Telegram yang Bikin Cewek-cewek Salah Fokus

09:13
Pemblokiran layanan pesan instan Telegram versi web pada 14 Juli lalu membuat suara netizen yang budiman terpecah jadi tiga. Satu, suara yang pro pemblokiran karena Telegram mengancam keamanan negara. Dua, suara yang kontra karena menilai pemblokiran Telegram bukan solusi menaklukan terorisme. Tiga, adalah suara-suara yang memuji kegantengan Pavel Durov si CEO Telegram.

Harus diakui Pavel Durov menjadi pusat perhatian tersendiri, terutama bagi cewek-cewek yang tiba-tiba terpapar foto ganteng Durov di linimasa media sosial. Pria berusia 31 tahun itu mendadak menjadi idola kaum hawa di Indonesia sejak namanya naik ke permukaan terkait masalah yang sedang mendera Telegram.


Pavel Durov
Beberapa dari mereka mungkin segera cari tahu di Google soal identitas Durov. Ada yang langsung stalking akun media sosialnya, ada juga yang dapat pencerahan bahwa Telegram adalah produk kedua yang dibangun Durov setelah sukses membuat VKontakte.

VKontakte adalah platform media sosial mahasiswa, yang sempat terkenal di Rusia sejak dirilis pada 2006. Durov mengakui terinspirasi oleh Facebook dalam membangun platform media sosial tersebut.

Namun, pada 2014 masa kejayaan VKontakte berakhir setelah pemerintah Rusia memaksa Durov untuk memberikan data lawan politiknya. Durov merasa privasi sangat penting, yang kini bisa kita lihat implementasinya di aplikasi Telegram.

Kecewa dengan sikap pemerintah, ia memutuskan pergi dari Rusia dan memperoleh kewarganegaraan Saint Kitts dan Nevis, sebuah negara dengan dua pulau yang berada di sekitar Laut Karibia.  Durov kemudian meluncurkan aplikasi pesan instan Telegram pada 2013, yang mengedepankan sistem enkripsi di dalam pesannya untuk menjaga privasi para penggunanya. (Sumber: Mengenal kumparan) 

Komentar 0
Sembunyikan Komentar

0 komentar:

Post a Comment